DiksiNasinews.co.id, PADANG – Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono menyatakan ledakan tambang batu bara yang menewaskan 10 orang di Sawahlunto kemarin dipicu gas metana.
“Sejauh ini diduga kuat terjadinya ledakan dipicu adanya gas metana.
Kita akan turunkan tim khusus dari Polda Sumbar untuk penyelidikan lebih dalam,” kata Irjen Suharyono dikutip dari Antara, Sabtu (10/12/2022).
Pihaknya juga mengecek ulang dan mengkaji standar operasional tambang yang dalam kedalaman tertentu memang terdapat gas metana.
“Korban akibat ledakan tersebut alami luka bakar hingga 30 persen diduga karena gas metana membuat semburan api memenuhi lubang tambang tersebut,” katanya.
Ia akan pastikan lagi untuk penyebabnya dan akan turunkan tim untuk mengungkap hal tersebut.
Tercatat Identitas 14 orang menjadi korban, 4 luka-luka dan 10 orang tewas.
Korban luka Turisman (43),Prono (50), Baasyir (50), Aris Munandar (19).
Korban tewas Budiman (43), Asmidi (43), Nori indra (35), Kaspion (50), Robi Zaldi (37), Eri Mari, Guntur, Samidi, M Aljina (52), dan Budiman (50).
Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin, dalam keterangan tertulis menjelaskan.
“Jenazah 10 orang pekerja tambang tersebut sudah dibawa ke RSUD Kota Sawahlunto. Proses evakuasi tersebut dilakukan oleh tim PT Nusa Alam Lestari.
Bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, Basarnas, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Sawahlunto, TNI, dan Kepolisian Republik Indonesia,” tulisnya.
Tambang Batubara sudah Beroperasi dari Tahun 2006
Tambang batu bara yang sudah beroperasi sejak 2006 memiliki 22 lubang dan baru kali itu terjadi ledakan.
Dilansir dari detikSumut, keterangan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo Sabtu (10/12/2022) insiden Ledakan di Tambang Sawahlunto bermula ketika proses pekerjaan penambangan tambang mulai beroperasi.
“Lubang mengeluarkan kepulan asap dan letupan kecil dari dalam lubang tambang dilihat oleh Kepala Teknik Tambang Dian Firdaus,” katanya.
Selain itu, PT Nusa Alam Lestari selaku pengelola juga tidak ilegal.
Memiliki izin lengkap usaha tambang batu bara dengan ratusan pekerja yang menggantungkan hidupnya.
“Dalam menyikapi kasus ini tambang kita tutup sementara untuk dilakukan penyelidikan guna mencari penyebab pasti terjadinya ledakan,” katanya.